Rabu, 30 Mei 2012

Selingkuh Itu Indah part 1-5


Aku menikah dengan usia yang relatif muda, yaitu 25 tahun dan istriku 22 tahun. Aku bersyukur bisa memperoleh istri yang cantik dan tubuh yang seksi dengan dada yang menantang dan pantat yg sekal, tapi bukan itu alasanku memilih dia tapi kebaikan dan ketaatannya dalam beribadah yang membuatku yakin dengan pilihanku.

Karena menikah dengan usia muda dan karir masi pemula membuat kami belum mampu membeli rumah sendiri, sehingga kami pun ngontrak rumah dipinggiran kota. Itu pun tidak lama karena mertuaku menyuruh kami tinggal bersama mereka. Karena berbagai pertimbangan kami pun setuju tinggal di rumah mertuaku.

Mertuaku tinggal di rumah berdua, dan mereka mempunyai toko yang terletak tidak jauh dari rumah. Mereka mempunyai 2 karyawan wanita sebagai penjaga toko, dan karyawan laki-laki berusia remaja (sekitar 18 tahun) bernama yusup.

Ibu mertuaku masih relatif muda yaitu 40 tahunan dengan badan agak gemuk dan dada yang besar. Wajahnya masih cantik untuk ukuran usianya. Bapak mertuaku juga masih terlihat tegap.

Tidak ada yang aneh hingga peristiwa itu terjadi. Saat itu aku pulang siang dari kantor karena kepalaku sakit sekali. Tiba di depan pintu rumah, terlihat rumah sangat sepi. Karena memiliki kunci aku bisa masuk dengan leluasa. Langsung menuju kamarku, tetapi ketika aku hendak melewati dapur terdengar suara-suara mencurigakan dari dapur.
dengan mengendap-endap aku menuju dapur. Dadaku langsung berdegup kencang melihat pemandangan yang kulihat.

Kulihat ibu mertuaku meronta-ronta dalam pelukan pria yg aku tau itu bukan bapak mertuaku. Tadinya aku ingin bertindak menghajar laki-laki itu, tapi entah kenapa aku hanya terdiam saja.

Laki-laki itu dengan kasar meremas dada mertuaku yang saat itu memakai daster dengan tali yang kecil hingga ketiaknya terlihat. Tangan itu kemudian menurunkan tali dan BH sehingga menyembul dada besar mertuaku. Tangan laki-laki yang semula meremas berganti memilin puting susunya.

"Jangan Sup, ibu kan udah tua", kudengar mertuaku bicara ditengah desahannya, dan tangannya mendorong pelan dada laki-laki itu, yang bernama yusup! Ya yusup, karyawannya yang masih muda, aku takjub berani juga anak itu!, batinku.
"habis, bodi ibu seksi bgt, apalagi toketmu. Jadi ga tahan pengen ******* ibu' ujar yusup, sambil tangannya kini bergerak menyingkap kan daster, sehingga paha putih dan cd krem berenda mertuaku terlihat jelas.

Yusup kemudian berlutut dan memelorotkan cd mertuaku ke bawah sehingga muncul bulu-bulu jembut mertuaku yang rimbun. Yusup langsung melahap vagina mertuaku yang terpampang, menjilat dan mengigit kecil itil mertuaku. Nafas mertuaku semakin tak beraturan, matanya merem melek, kemudian badan bergetar, sepertinya dia sedang memperoleh kenikmatan yang dahsyat.

Tiba-tiba mertuaku menarik kepala yusup. "cepet masukin sebelum suamiku datang!" bisik mertuaku. Yusup dengan cepat membuka celana jeansnya dan sedikit menurunkan cdnya hingga mengacung batang ****** yang ingin segera masuk ke sarangnya.

Mertuaku tampaknya tidak ingin buang-buang waktu, dia segera mendorong yusup hingga terlentang, batang kejantanan yusup digenggam kemudian dijilat dan dikulum sebentar. Tak lama kemudian mertuaku naik ke badan yusup lalu meraih ****** yusup kemudian diarahkan ke lubang vaginanya. Bless... ****** yusup pun amblas ke dalam.

Bagaikan joki yg sedang menunggangi kuda, mertuaku bergerak liar menggoyang pinggulnya, sementara yusup mendesis keenakan. Hingga 'saya mau keluar bu' desis yusup, "ibu juga! ... Aaakh..." kedua tubuh mereka mengejang dan "croot...croot..". Mereka terdiam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang ada. Kemudian ambruk bersama-sama."

"ayo cepat kamu balik lag ike toko, nanti suamiku nyariin!".. Kata mertuaku perlahan pada yusup. Yusup pun bergegas merapikan celana Kemudian mencium kening mertuaku "terima kasih ya bu...". Mertuaku tak menjawab, hanya terdiam mengumpulkan nafas setelah pergumulan tadi. Yusup pun segera keluar, saat mertuaku masih terlentang dengan daster acak-acakan. Sementara aku juga bengong dan dalam keadaan horny berat.

Pikiranku berkecamuk, antara horni pengen ikut ******* mertuaku dengan kesetiaanku pada istriku. Sementara ibu mertuaku masih merapikan bajunya yang acak-acakan. Dengan gemetaran karena pikiran yang campur aduk, aku mendekati mertuaku, "birahiku juga harus disalurkan!, aku akan ******* ibu mertuaku" tekadku saat itu, tapi dasar sial, saat aku sudah mau bergerak. Pintu depan terbuka dan terliat bapak mertuaku datang masuk ke rumah. Membuyarkan keinginanku.

Ibu mertuaku ternyata pandai juga bersandiwara, dengan suaminya dia berlaku seolah tidak terjadi apa-apa, 5 menit yg lalu!. Aku langsung masuk ke kamar dengan kepala yang makin pusing, kepala atas dan bawah.

Sejak peristiwa itu, aku jadi semakin memperhatikan ibu mertuaku. Gak kusangka, dibalik ketelatenannya mengurus suaminya ternyata dia tega menghianatinya dengan perselingkuhan, yang entah sudah berapa kali dilakukan. Berapa kali? Dengan siapa aja?
Pertanyaan ini lebih menarik untuk kucari tau ketimbang aku ikut menghianati istriku dengan berselingkuh dengan ibu mertuaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar